BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan
pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan
tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi
merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk
meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan
berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan
standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai
lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan
yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat
yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal
utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi
adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan
pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang
mampu berkompetisi di tingkat global.
Paradigma
pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran,
dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar
kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada
siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan
pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian,
dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang
dicapai siswa/mahasiswa dapat dilihat pada kemampuan siswa/mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan
staniar prosedur tertentu.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah diantaranya:
1. Apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?
2. Mengapa digunakan KBK?
3. Apa saja kompetensi utama dalam KBK?
4. Bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharap pembaca dapat:
1. Mengetahui apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
2. Mentahui mengapa digunakan KBK.
3. Mengetahui apa saja kompetensi utama dalam KBK.
4. Mengetahui bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum
dapat. dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai
kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum
harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis.
Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas
yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum
tersebut.
Kurikulum
berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada hasil
dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, serta keberagaman yang
dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi
pada pembelajaran tuntas (mastery learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh.
KBK
sangat menekankan diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan,
menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah
ditetapkan secara nasional. Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK,
antara lain: kompetensi akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi karakter nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa belajar tentang belajar (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
Kurikulum
berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan
standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan
(performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari
standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal
yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing
standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok
suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses,
keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan
indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih
spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan
belajar.
Ciri-ciri KBK, yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur edukasi
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
B. Mengapa digunakan KBK
Ide
Lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) didasarkan pada pemikiran
bahwa bakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satuan
pendidikan berbeda-beda sehingga diperlukan suatu kurikulum yang
memungkinkan setiap anak didik memiliki kompetensi dasar sesuai dengan
bakat dan kemampuan masing-masing. Kurikulum lama dianggap telah tidak
memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern. Pada dasarnya
kurikulum ini hanya dilihat sebagai acuan dasar yang harus diterjemahkan
lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru
bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus
aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas masalah yang
dihadapi dan menentukan langkah-langkah yang harus diambilnya. Dengan
demikian KBK menuntut agar guru tidak lagi bertumpu pada paradigma
lamanya dimana dirinya sebagai pusat kegiatan dan tujuan perubahan.
Tidak ada lagi kegiatan ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit,
listen, and quote''. Ada perubahan mendasar pada konsep, metode dan
strategi dalam mengajar termasuk assesment (penilaian)-nya. KBK juga
menuntut guru untuk familiar dengan teknologi informasi, dapat mengakses
internet, akrab dengan ilmu pengetahuhan, teknologi, dan seni, serta
memahami hubungan antara bidang studinya dengan bidang studi lannya
terutama pada penerapannya dalam kehidupan nyata.
Untuk
mencapai itu semua diperlukan guru-guru yang memang memiliki
kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk dapat
mengajarkan KBK dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas
penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten
dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu
tidak akan dapat menghasilkan siswa yang kompeten. Prof. Suyanto Ph.D,
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengemukakan: "Guru harus diajak
berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran,
metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual
Teaching and Learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya,
perubahan filosofisnya, dll." Sedangkan Achmad Sapari, Kasi Kurikulum
Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo mengatakan: "Guru harus terus
ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas adalah
kemampuan guru untuk mengembangkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk
kepentingan pembelajaran." Mengacu pada kedua pendapat diatas, guru
juga harus memiliki komitmen yang benar-benar tinggi dalam usaha untuk
mengembangkan kurikulum ini. Guru yang memiliki motivasi rendah tidak
akan dapat melaksanakan KBK ini karena KBK menuntut kerja keras guru
untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas. Setelah itu berikan
pelatihan tentang KBK ini sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka
berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah
internasional agar mereka melihat langsung bagaimana pendekatan
competence- based ini dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya
pada mereka untuk mengembangkan kurikulum. Jika kesemua guru
mendapatkan pemahaman yang mendasar dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagaimana tuntutan KBK itu sendiri, maka dapat dikatakan kualitas guru
dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi cukup baik,
profesional, dan sukses dalam menjalankan tugasnya.
C. KOMPETENSI UTAMA
1. Factual Knowledge
Factual knowledge menyangkut
pengetahuan tentang fitur-fitur dasar yang harus diketahui oleh
pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam
memecahkan masalah
2. Conceptual knowledge
Conceptual knowledge meliputi
kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar
dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya
fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:
1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
2) pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan generalisasinya
3. Procedural knowledge
Pengetahuan tentang teori, model, Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan keterampilan, algotima, teknik, dan metodeparadigma dan struktur dasar.
4. Metacognitive
Metacognitive knowledge merupakan
kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan terhadap kognisi secara
umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri.
D. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK
BAB III
PENUTUP
· KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. KBK
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
2. Alasan digunakannya KBK adalah :
· Kurikulum lama dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern.
· Adanya
pemikiran bahwa bakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang
dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga diperlukan suatu kurikulum
yang memungkinkan setiap anak didik memiliki kompetensi dasar sesuai
dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
· Menghilangkan
paradigma dimana guru sebagai pusat kegiatan dan tujuan perubahan.
Tidak ada lagi kegiatan ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit,
listen, and quote''.
3. Kompetensi utama dalam KBK dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. Factual knowledge
b. Conceptual knowledge
c. Procedural knowledge
d. Metacognitive knowledge
4. Model – model pemebelajaran dalam KBK meliputi:
a. Small Group Discussion ( diskusi kelompok kecil )
b. Role-Play & Simulation ( simulasi / demonstrasi )
c. Case Study
d. Discovery Learning (DL)
e. Self-Directed Learning (SDL)
f. Cooperative Learning (CL)
g. Collaborative Learning (CbL)
h. Contextual Instruction (CI)
i. Project Based Learning (PjBL)
· SARAN
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kesalahan. Untuk itu penulis saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan penulis agar bisa bekerja lebih baik dalam penyusunan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Sidi, Indra Djati. 2001. Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Malang:IKIP Malang.
Sutrisno.2006.Revolusi Pendidikan di Indonesia.Yogyakarta:Ar-Ruzz
Syarief, A. Hamid.1996. Pengembangan Kurikulum. Surabaya:Bina Ilmu
www.wikipedia.com
0 comments:
Post a Comment