KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Guru
merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang
sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau
arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang
yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas.
Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. Guru
dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas saja
untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga
merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta
kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menuju sebuah cita-cita
luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan
keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Sebagai
penguasaan keterampilan dasar mengajar, micro teaching menjadi salah satu
persyaratan utama dalam proses pembelajaran. Menurut Suwarna, (2006 : 66-92)
keterampilan dasar yang dipelajari dalam micro teaching adalah sebagai berikut.
1. Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan menggunakan media
6. Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengadakan variasi
9. Keterampilan mengajar perorangan dan
kelompok kecil
Dalam
makalah ini, kami membahas satu dari sembilan keterampilan mengajar, yaitu
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PEMBELAJARAN
2.1 Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan
pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa
siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan keterampilan membantu siswa
dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah
dipelajari.
Pada dasarnya keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan
yang berkaitan dengan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seorang guru
dalam memulai dan mengakhiri suatu pelajaran. Soli, Ambimanyu (2008) secara
singkat mengemukakan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa
agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Hal senada juga disampaikan oleh Wardani dan Julaeha (2007)
bahwa kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk
memasuki inti kegiatan (kegiatan inti) sedangkan menutup pelajaran adalah
kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik yang akan dibahas.
2.2 Membuka
Pelajaran
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah
kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan
menimbulkan perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari.
Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan
:
(1) menarik perhatian siswa,
(2) memotivasi siswa,
(3) memberi
acuan/struktur pelajaran dengan menujukkan tujuan atau kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana
kerja, dan pembagian waktu,
(4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik
baru, atau
(5) menanggapi situasi kelas.
Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru
dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-gambar,dan
kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi
contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikan semua
cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang
akan dipelajari siswa.
Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi
yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah
dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal
menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa.
Komponen pertama dalam mengajar
adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka
pelajaran harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan
diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan mental dan
menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja
harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap
penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Untuk menyiapkan mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat
melakukan usaha-usaha dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi
pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari.
Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah mereka yang telah mengetahui
tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan,
mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui
batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut.
Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan
dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu,
bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan
alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan
sebagainya. Siswa yang perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam
melakukan tugas, semangat dan kualitas responnya tinggi, ada
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap
saran-saran guru.
Inti dari kegiatan keterampilan
membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa
memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari
dengan topik baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa
inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap
memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian
siswa apa yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa
apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil
belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat
dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar siswa,sehingga didapatkan
efisiensi belajar yang maksimal.
Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci
sebagai berikut :
a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi
tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan
b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan
dikerjakan
c. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang
pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari
mata pelajaran
d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang
telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum
dikenalnya
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta,
keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu
peristiwa
f. Peserta didik dapat mengetahui
tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat
mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)
2.3 Menutup
Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha
menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa
dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang
dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa
membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru
diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran
ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada
akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam
pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas
dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi
pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran
guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah
melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh
siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada kegiatan
inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan
mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah
pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung
berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok.
Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud
mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan
terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang.
Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum
menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak
memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa
belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah
siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna
baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk
memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru
tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa,
tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk
melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini
dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh
pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
2.4 Prinsip-Prinsip
Membuka Pelajaran
1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai
tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara
guru dalam memilih dan meerapkan komponen keterampilan membuka pelajaran
mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam mengondisikankesiapan dan
ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih
jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya
dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat
ditengarai dengan adanya menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari,
yaitu munculnya pusat perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan
dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih
kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu (
berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan
tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok
bahasan dari segimateri harus harus ada relevansinya. Disarankan bahwa gagasan
pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan
pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan
pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes
)
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak
kaku, dalam arti tidak terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam
susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam
mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok
bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam
mengungkapkan gagasan pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu
pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan
penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka
pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan mengungkapkan
gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa untuk
menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok
bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam
Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru
danhasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta
didik. Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar
peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita
sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang menujukkan rasa
simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.
5.
Prinsip-Prinsip Teknis dalam
Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
Prinsip-prinsip
teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Singkat, padat dan jelas
b. Keterampilan tidak diulang-ulang
atau berbelit-belit
c. Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami anak
d. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e. Mengikat perhatian anak
2.5 Pelaksanaan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Kegiatan
membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan akhir
pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih dahulu guru
harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang
akan dipelajari. Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan atau struktur pelajaran dengan menunjukkan
tujuan atau kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang
akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian pula
sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup pelajaran,
misalnya dengan memberikan rangkuman atau mengadakan evalusi.
Pelaksanaan
membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga pada setiap awal dan akhir
penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya, seorang guru dalam mengwali dan mengakhiri satu
penggal inti pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka
dan menutup pelajaran. Contohnya, membuka pelajaran dengan mengaitkan antara
inti pokok materi yang sudah dikuasai siswa misalnya materi definisi dan
kegunaan transformasi dalam kehidupan sehari-hari dengan inti pokok materi yaitu pemecahan masalah dalam bentuk soal.dan
setiap inti pokok materi yang sudah dipelajari siswa juga harus dituup dengan
sebuah pemantapan atau evaluasi materi dengan cara mengajukkan sebuah
pertanyaan dan memberikan kesimpulan materi tersebut.
2.6 Komponen
Keterampilan Membuka Pelajaran
Komponen
ketrampilan membuka pelajaran meliputi dua kategori yaitu: kategori yang berpengaruh pada proses
asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi siswa
dalam belajar .
Komponen-komponen
ketrampilan membuka pelajaran meliputi :
1.
Membangkitkan
Perhatian /minat siswa
Beberapa
cara yang digunakan oleh guru dalam
membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran:
a. Variasi gaya
mengajar guru misalnya dengan berdiri ditengah-tengah kemudian berjalan
kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa
dan intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b. Penggunaan alat
bantu mengajar seperti ilustrasi,model,
skema, surat kabar dan sebagainya
c. Variasi dalam
pola interaksi misalnya guru dalam pembelajarn berlangsung sering melakukan
tanya jawab antara guru daansisswa serta guru harus mampu mengumpan siswa agar
kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecilantara guru dan siswa
2.
Menimbulkan
motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar
mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.
Beberapa cara untuk
menimbulkan motivasi siswa antara lain :
a. Besemangat dan
antusias artinya guru harus terlihat semangat dalam mengajar, guru mampu
mengkondisikan suatu masalah dengan profesinya, guru harus terlihat
cerah,ramah, berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
b. Menimbulkan
rasa ingin tau miosalnya guru dalam pembelajaran berlangsung guru sering menceritakan peristiwa yang aktual yang
menimbulkan suatu pertanyaan atau dengan cara menunjukkan suatu model atau
gambar yang dapat merangsang siswa untuk bertanya.
c. Mengemukakan
ide yang tampaknya bertentangan misalnya guru mengajukan masalah sebagai
berikut setiap mahasiswa memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa mahasiswa
masih cenderung malas dalamberusaha?setiap siswa itu memiliki suatu keinginan
untuk bejara tetapi mengapa masih malas untuk belajar? Dan mengapa kadang siswa
yang belajar juga masih belum tentu bisa dengan apa yabg dipelajari nah...
mengapa itu?
d. Memperhatikan dan
menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa
misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan berlangsung guru sering kali
membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh
masyarakat , baik itu sebuah peristtiwa atau pun mode, sehingga dalam hal ini guru dituuntut dalam
mengikuti suatu perkembangan baik dari TV,internet, surat kabar,majalah dan
sebagainya.
3. Memberi acuan
atau struktur artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan
secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaranya ,
dan cara-cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran materi. Agar siswa memiliki
suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari. memberikan acuan
atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a. Mengemukakan
kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b. Memberi
petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
c. Mengajukan
pertanyaan pengarahan
4.
Menunjukkan
kaitan yaitu sebelum memulai proses belajar berlangsung guru terlebih dahulu
menjelaskan sebuah materi dan guru harus mampu mengkaikan suatu materi yang
dipelajari dengan suatu hal yyang di pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
cara yang dilakukan guru dalam menunjukkan kaitan sebagai berikut :
a. Mencari batu
loncatan artinya guru harus mampu membuat siswa untuk mengkaitkan antara materi
yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-harinya.contohnya guru akan menerangkan
tentang peluang dalam perhitungan maka ia perlu memikirkan kapan dan untuk apa
materi peluang diajarkan serta kapan ilmu itu akan diterapkan oleh siswa.
b. Mengusahakan
kesinambungan artinya seorang guru saat ingin melanjutkan materi selanjutnya guru
perlu mengadakan sebuah meninjauan kembali tentang materi yang sudah di
pelajari untuk membuat kaitan antara materi yang sudah dipelajari dengan
maateri yang akan dipelajari contohnya mengetahui kemampuan siswa tentang
penjumlahan sebagai syarat untuk membahas perkalian.
c. Membandingkan
atau mempertentangkan yang artinya guru membandingkan atau mempertentangkan
antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, misalnya dalam pelajaran yang
lalu perhitungan peluang yang digunakan dengan kehidupan sehari-hari dengan
perhitungan peluang yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh
guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif.
Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang
apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik
dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi
edukatif :
1.
Merangkum/membuat garis-garis
besar persoalan yang baru dibahas
2.
Mengkonsolidasikan perhatian anak
didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
3.
Mengorganisasi semua kegiatan atau
pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang
beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari
4.
Memberi ajakan agar materi yang baru
dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah
Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup
pelajaran antara lain :
a. Review ( Melihat / meninjau kembali
)
Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah
diajarkan itu telah dikuasai oleh siswa atau belum. Adapun cara meninjau
kembali adalah:
1) Merangkum inti pelajaran
Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat
dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa
membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tertulis. Rangkuman ini dapat
dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dilakukan oleh guru, guru
bersama siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).
2) Membuat ringkasan
Dengan membuat rinkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan
inti dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu,
dengan ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan
untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa
secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual.
Pokok-pokok pelajaran sebaiknya ditulis dipapan tulis secara
skematis atau dengan kata-kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata
rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang lengkap, guru dapat melengkapi atau
membetulkan.
Untuk menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali
hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada
akhir pelajaran.
Caranya, dengan bertanya, membahas bagian-bagian dan suatu
topik, meminta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru didiskusikan,
membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilaksanakan secara tertulis
daripada secara lisan.
b. Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh
tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan penilaian/evaluasi.
Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut :
1. Mendemonstrasikan keterampilan
2. Mengaplikasikan ide baru pada
situasi lain
3. Mengekspresikan pendapat siswa
sendiri
4. Soal-soal tertulis atau lisan
Evaluasi dapat dilakukan dengan :
1. Meminta anak didik mendemonstrasikan
ketrampilan yang barru saja dipelajari
2. Meminta anak didik mengaplikasikan
konsep atau ide yang baru pada situasi yang berbeda
3. Meminta anak didik mengekspresikan
pendapat sendiri
4. Meminta anak didik mengerjakan soal
tertulis, baik objektif maupun subjektif
c. Memberi dorongan
psikologi atau sosial
Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling
menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau social yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pengarajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dalam
setiap akhir pelajaran dengan kata-kata pujian.
Memberikan dorongan psikologis atau social dapat dilakukan
dengancara antara lain :
1. Memuji hasil
yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun hadiah.
2. Mendorong untuk
lebih semangat belajar mencapai kopetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya
materi yang dipelajari.
3. Memberikan harapan-harapan positif
terhadap kegiatan belajaryang baru saja dilaksanakan
4. Meyakinkan akan potensi dan
kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar
dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu hal yang
penting bagi seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran. Membuka
pelajaran merupakan awal dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal ini
dilakukan dengan baik dan benar akan membawa dampak yang positif terhadap
keberhasilan proses kegiatan berikutnya. Untuk mengetahui apakah proses
tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu keterampilan yang
harus dilakukan oleh guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran. Semoga dengan
kita mampu menguasai 9 keterampilan dasar tersebut dapat menjadikan dan
memotivasi diri kita sebagai guru yang professional sehingga mampu
menghantarkan murid-murid yang diajarkan dapat menuju pendidikan yang
paripurna.
3.2 Saran
Sebagai
seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mempunyai
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Oleh karena itu sebaiknya guru
harus terus berlatih agar lebih trampil, kreatif dan mempunyai ide-ide
bagaimana cara untuk mengajarkan siswanya agar mereka tidak bosan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asril, Zainal. 2010. Micro
Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan . Jakarta : Rajawali
Pers.
Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme
Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta :
Rineka Cipta.
Ma’mur Asmani, Jamal. 2011.
Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap
Micro Teaching dan Team Teaching. Yogyakarta : Diva Press
Marno,dkk. 2008 . Strategi dan Metode Pengajaran . Malang
: Arruzmedia
Sanjaya,Wina. 2010 . Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .
Jakarta : Kencana
Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wancana.
0 comments:
Post a Comment