KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemanfaatan Proses dan Sumber Belajar Sebagai dalam Teknologi Pembelajaran ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Oka Irmade, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pemanfaatan proses sumber belajar. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Surakarta, 8
September 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang
sangat diperlukan dalam meningkatkan perkembangan seorang individu. Sekarang
ini seperti yang kita ketahui bersama bahwa kegiatan pembelajaran ini saat ini
terus menerus berkembang. Hal tersebut salah satunya yang menjadi penyebab
utama adalah adanya pengaruh dari globalisasi. Seperti yang anda ketahui di
Negara kita, indonesia saat ini di mana globalisasi telah membawa dampak yang
sangat besar bagi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya
dalam kegiatan pembelajaran.Mengenai hal tersebut maka di sini diperlukan
sebuah hal yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran terkait dengan adanya
globalisasi yang semakin tak terbendung tersebut. Ada banyak sasaran yang dapat
kita raih dengan menjadikan globalisasi khususnya dalam hal teknologi jika kita
kaitkan dengan dunia pembelajaran di antaranya adalah.Teknologi sebagai media
pembelajaran. Perangkat teknologi yang sedang berkembang di masyarakat dapat
dijadikan sebagai sebuah media pembelajaran yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian tentang pemanfaatan dalam teknologi
pembelajaran?
2. Apa cara mempersiapkan pemanfaatkan sumber belajar?
3. Apa saja Pola-pola dari pemenfaatan sumber belajar?
4. Sebutkan dan jelaskan kawasan pemaanfaatan sumber
belajar?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas teknologi pembelajaran dan untuk lebih memperdalam ilmu tentang
pemanfaatan proses dan sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pemanfaatan dalam Teknologi
Pembelajaran
Pemanfaatan dalam teknologi pembelajaran adalah suatu
penggunaan/pengaplikasian bidang ilmu pendidikan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah pendidikan dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Dengan
kemajuan teknologi pembelajaran/teknologi pendidikan yang begitu pesat saat ini
dan juga didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) maka
Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tidak hanya bersumber pada guru saja
tetapi sudah aneka sumber. Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk
digunakan bagi kepentingan pembelajaran
(learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai
sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning
resources by utilization). Kemudian, istilah belajar dapat diartikan sebagai
suatu proses interaksi antara seseorang dengan sumber belajar yang menghasilkan
terjadinya perubahan tingkah laku.
Jadi belajar sangat terkait dengan
sumber belajar apalagi dengan teknologi pembelajaran/Teknologi pendidikan yang
salah satu definisinya(AECT,1994) menyatakan bahwa Teknologi Instruksional
adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan,
mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar. Definisi ini
menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan
desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan
kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar.Teknologi pendidikan
adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui
identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis
seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Pola-Pola pemanfaatan sumber
belajar:
·
pola
pemanfaatan sumber belajar pada tahap
awal adalah interaksi langsung antara peserta didik dengan sumber belajar yang
berupa guru atau seseorang yang memang mempunyai pengetahuan lebih untuk
disampaikan kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru merupakan satu-satunya
sumber belajar bagi peserta didiknya. Bahkan pada zaman dahulu dikenal adanya
kaum Sufi yang profesi atau pekerjaannya adalah sebagai ”penjaja ilmu
pengetahuan”. Contoh lain dari pola pembelajaran secara langsung antara guru
(pendekar silat) sebagai sumber belajar dengan peserta didik (mereka yang ingin
belajar silat) yang pada umumnya banyak dijumpai di negeri Cina (Shaolin).
·
Pola
pemanfaatan sumber belajar yang kedua adalah masih juga tetap menggunakan guru
tetapi fungsinya hanya sebagai sumber belajar utama (bukan lagi satu-satunya
sumber belajar) karena dibantu oleh sumber belajar lainnya. Dalam kaitan ini,
sumber belajar lainnya yang digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran
dapat saja berupa media, baik yang berupa alat/fasilitas, media cetak (misalnya
buku, modul atau handouts), media kaset audio, media audiovisual.
·
Pada
pola pemanfaatan sumber belajar tahap kedua ini, sumber belajar guru merupakan
pihak yang sangat menentukan (sangat dominan) apakah dirinya akan memanfaatkan
media atau tidak dalam membelajarkan peserta didiknya. Artinya, pemanfaatan
media sebagai sumber belajar lain di luar guru sangat tergantung pada sikap dan
komitmen guru. Media diperlakukan guru sebagai alat bantu mengajar (teaching
aids). Yang namanya alat bantu mengajar, tentu bisa digunakan dan bisa juga
tidak digunakan. Manakala guru sebagai sumber belajar utama sudah ”media
minded”, maka pemanfaatan media akan dilakukan secara terencana,
·
Pola
pemanfaatan sumber belajar yang ketiga adalah bahwa guru dan media sebagai
sumber belajar lainnya berbagi fungsi atau peran secara seimbang. Artinya, guru
mempunyai fungsi/peran tertentu yang kurang lebih sama bobotnya dan
fungsi/peran media sebagai sumber belajar lainnya. Ada pembagian tugas yang
jelas antara guru dan media dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Peserta didik belajar mengenai aspek-aspek tertentu dari materi pelajar melalui
sumber belajar guru dan aspek-aspek tertentu lainnya dari sumber belajar yang
berupa media.
·
Pola
pemanfaatan sumber belajar yang keempat adalah bahwa peran guru sudah lebih
banyak dilimpahkan kepada media sebagai sumber belajar lain. Media sebagai
sumber belajar lain mendapatkan peran yang lebih besar (lebih dominan)
dibandingkan dengan peran yang dimainkan guru. Sekalipun demikian peran guru
sebagai sumber belajar masih tetap dibutuhkan peserta didik tetapi hanya
sebagai fasilitator, motivator dan pemberian tutorial dalam kegiatan
pembelajaran. Namun demikian tidaklah berarti bahwa peran guru yang lebih kecil
itu membuat guru menjadi ”kurang berarti” dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan
peran guru menjadi lebih fokus pada pemberian bimbingan belajar secara
individual kepada peserta didik terutama yang mengalami kesulitan.
·
Pola
pemanfaatan sumber belajar yang kelima adalah bahwa peserta didik yang
sepenuhnya langsung berinteraksi dengan sumber belajar yang berupa media. Dalam
kaitan ini, ada istilah yang mengatakan bahwa seseorang berhasil mempelajari
suatu pengetahuan atau keterampilan tanpa mengikuti kursus atau les. Orang yang
demikian ini disebut belajar secara otodidak. Terlebih lagi di era kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, siapa saja mandiri.
Dari berbagai jenis pola pemanfaatan
sumber yang telah dikemukakan, yang jauh lebih penting adalah pemahaman tentang
keterbatasan dan kelebihan baik sumber belajar yang berupa guru, maupun sumber
belajar lain di luar guru. Melalui pemahaman yang demikian ini disertai dengan
komitmen memberikan yang terbaik kepada peserta didik, maka seorang guru akan
membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi di mana
fungsi atau peran dirinya tidak lagi terlalu dominan dalam kegiatan
pembelajaran tetapi sebagian telah dilimpahkan pada sumber belajar lain di luar
dirinya. Jika kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru berbasis aneka sumber,
maka diharapkan kegiatan pembelajaran pun akan dirasakan peserta didik sebagai
kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan belajar akan menjadi kegiatan yang
senantiasa dirindukan peserta didik karena menyenangkan (learning is fun).
2.
Pemanfaatan Sumber Belajar
Merupakan tindakan menggunakan
metode dan model instruksional, bahan, dan peralatan media untuk meningkatkan
suasana pembelajaran. Pemanfaatan sumber belajar merupakan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana
suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan
bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga
dikaitkan denan karakteristik peserta didik (Bambang Warsita 2008: 39).
Memanfaatkan berbagai sumber belajar
- baik yang dirancang (by design) maupun yang digunakan (by utilization) –
untuk maksud kegiatan belajar mengajar, sebaiknya didasarkan pada bagan
(flowchart) yang telah dipersiapkan. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: 87) mempersiapkan
seperti ini:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran, dengan
merumuskan tujuan pembelajaran dapat tergambarkan sumber belajar yang akan
digunakan, karena dalam tujuan pembelajaran disebutkan secara jelas domain apa
saja yang terkandung di dalamnya.
2. Menyusun pokok bahasan, dari sini kita
melihat lebih kongkret sumber-sumber belajar mana yang diperlukan oleh bahan
pelajaran yang akan disajikan. Semakin rinci dan jelas penjabaran pokok bahasan
akan semakin jelas pula dalam memilih sumber-sumber belajar yang tepat.
3. Memilih kegiatan belajar-mengajar, ini
berarti menentukan wahana yang dapat mengantarkan pesan kepada siswa. Dengan
kata lain, kegiatan, cara, atau sarana apa yang dapat dilakukan oleh siswa atau
pendidik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil yang
efektif seta efisien.
4. Kalau memilih metode inquiry; diskusi,
eksperimen, darmawisata, simulasi, kerja kelimpok, dan lain-lain diperlukan
sumber-sumber tertentu yang sesuai pula dengan tujuan khusus dan kondisi yang
diperlukan.
Biasanya diperlukan dua macam sumber
belajar berupa bahan tercetak (tulis) dan bahan non cetak. Sumber belajar
tertulis pun bisa dipilih seperti buku teks, modul, majalah, atau ensiklopedi.
Jika waktu terbatas bisa memakai pamflet, brosur, Koran, gambar diagram, dan
sebagainya. Bila waktu cukup banyak bisa memakai buku pengayaan atau literatur
lainnya.
3.
Kawasan
Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena
membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran.
Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk
mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan
pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih,
memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang
dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang
berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin
merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan
produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan
pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya
museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk
menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran
di kelas.
Kawasan pemanfaatan terdiri dari :
·
Pemanfaatan
Media; yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan
media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau
ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan.
Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar.
Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau
verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
·
Difusi
Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terrencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya
perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas
guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam
kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi,
dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang
mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam mempermudah proses
adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif penyelenggara.Rogers
(1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin
ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses,
serta variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran,
keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting dilakukan
proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain
sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi
ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut
Rogers (1983) adalah: (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3)
keputusan; (4) implementasi; (5) dan konfirmasi.
·
Implementasi
dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu
struktur atau budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses
implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada
implementasi. Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang
didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang lain.
Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin penggunaan yang
benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi
adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi.
Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.
·
Kebijakan
dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan
pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah
mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat
oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan
pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual,
teknologi berbasis komputer, maupun terknologi terpadu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini ,bahwa pemanfaatan proses dan sumber belajar dalam teknologi
pembelajaran adalah suatu
penggunaan/pengaplikasian bidang ilmu pendidikan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah pendidikan dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Dalam
pemanfaatan proses dan sumber belajar terdapat beberapa kawasan
pemanfaatan ,yaitu :
1.
Pemanfaatan Media
2.
Difusi Inovasi
3.
Implementasi dan Institusional
4.
Kebijakan dan Regulasi
Selain kawasan
pemanfaatan, ada juga pola – pola pemanfaatan
sumber belajar.
Daftar Pustaka
0 comments:
Post a Comment