Sunday, 27 December 2015

pemanfaatan teknologi pembelajaran




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Proses dan Sumber Belajar Sebagai dalam Teknologi Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Oka Irmade, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemanfaatan proses sumber belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Surakarta, 8 September 2015


Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat diperlukan dalam meningkatkan perkembangan seorang individu. Sekarang ini seperti yang kita ketahui bersama bahwa kegiatan pembelajaran ini saat ini terus menerus berkembang. Hal tersebut salah satunya yang menjadi penyebab utama adalah adanya pengaruh dari globalisasi. Seperti yang anda ketahui di Negara kita, indonesia saat ini di mana globalisasi telah membawa dampak yang sangat besar bagi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.Mengenai hal tersebut maka di sini diperlukan sebuah hal yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran terkait dengan adanya globalisasi yang semakin tak terbendung tersebut. Ada banyak sasaran yang dapat kita raih dengan menjadikan globalisasi khususnya dalam hal teknologi jika kita kaitkan dengan dunia pembelajaran di antaranya adalah.Teknologi sebagai media pembelajaran. Perangkat teknologi yang sedang berkembang di masyarakat dapat dijadikan sebagai sebuah media pembelajaran yang baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian tentang pemanfaatan dalam teknologi pembelajaran?
2.      Apa cara mempersiapkan pemanfaatkan sumber belajar?
3.      Apa saja Pola-pola dari pemenfaatan sumber belajar?
4.      Sebutkan dan jelaskan kawasan pemaanfaatan sumber belajar?
C.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas teknologi pembelajaran dan untuk lebih memperdalam ilmu tentang pemanfaatan proses dan sumber belajar





BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pemanfaatan dalam Teknologi Pembelajaran
Pemanfaatan  dalam teknologi pembelajaran adalah suatu penggunaan/pengaplikasian bidang ilmu pendidikan yang bertujuan untuk memecahkan masalah pendidikan dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi pembelajaran/teknologi pendidikan yang begitu pesat saat ini dan juga didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) maka Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tidak hanya bersumber pada guru saja tetapi sudah aneka sumber. Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by utilization). Kemudian, istilah belajar dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara seseorang dengan sumber belajar yang menghasilkan terjadinya perubahan tingkah laku.
Jadi belajar sangat terkait dengan sumber belajar apalagi dengan teknologi pembelajaran/Teknologi pendidikan yang salah satu definisinya(AECT,1994) menyatakan bahwa Teknologi Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar.Teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Pola-Pola pemanfaatan sumber belajar:
·         pola pemanfaatan sumber belajar  pada tahap awal adalah interaksi langsung antara peserta didik dengan sumber belajar yang berupa guru atau seseorang yang memang mempunyai pengetahuan lebih untuk disampaikan kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi peserta didiknya. Bahkan pada zaman dahulu dikenal adanya kaum Sufi yang profesi atau pekerjaannya adalah sebagai ”penjaja ilmu pengetahuan”. Contoh lain dari pola pembelajaran secara langsung antara guru (pendekar silat) sebagai sumber belajar dengan peserta didik (mereka yang ingin belajar silat) yang pada umumnya banyak dijumpai di negeri Cina (Shaolin).
·         Pola pemanfaatan sumber belajar yang kedua adalah masih juga tetap menggunakan guru tetapi fungsinya hanya sebagai sumber belajar utama (bukan lagi satu-satunya sumber belajar) karena dibantu oleh sumber belajar lainnya. Dalam kaitan ini, sumber belajar lainnya yang digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran dapat saja berupa media, baik yang berupa alat/fasilitas, media cetak (misalnya buku, modul atau handouts), media kaset audio, media audiovisual.
·         Pada pola pemanfaatan sumber belajar tahap kedua ini, sumber belajar guru merupakan pihak yang sangat menentukan (sangat dominan) apakah dirinya akan memanfaatkan media atau tidak dalam membelajarkan peserta didiknya. Artinya, pemanfaatan media sebagai sumber belajar lain di luar guru sangat tergantung pada sikap dan komitmen guru. Media diperlakukan guru sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Yang namanya alat bantu mengajar, tentu bisa digunakan dan bisa juga tidak digunakan. Manakala guru sebagai sumber belajar utama sudah ”media minded”, maka pemanfaatan media akan dilakukan secara terencana,
·         Pola pemanfaatan sumber belajar yang ketiga adalah bahwa guru dan media sebagai sumber belajar lainnya berbagi fungsi atau peran secara seimbang. Artinya, guru mempunyai fungsi/peran tertentu yang kurang lebih sama bobotnya dan fungsi/peran media sebagai sumber belajar lainnya. Ada pembagian tugas yang jelas antara guru dan media dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Peserta didik belajar mengenai aspek-aspek tertentu dari materi pelajar melalui sumber belajar guru dan aspek-aspek tertentu lainnya dari sumber belajar yang berupa media.
·         Pola pemanfaatan sumber belajar yang keempat adalah bahwa peran guru sudah lebih banyak dilimpahkan kepada media sebagai sumber belajar lain. Media sebagai sumber belajar lain mendapatkan peran yang lebih besar (lebih dominan) dibandingkan dengan peran yang dimainkan guru. Sekalipun demikian peran guru sebagai sumber belajar masih tetap dibutuhkan peserta didik tetapi hanya sebagai fasilitator, motivator dan pemberian tutorial dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian tidaklah berarti bahwa peran guru yang lebih kecil itu membuat guru menjadi ”kurang berarti” dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan peran guru menjadi lebih fokus pada pemberian bimbingan belajar secara individual kepada peserta didik terutama yang mengalami kesulitan.
·         Pola pemanfaatan sumber belajar yang kelima adalah bahwa peserta didik yang sepenuhnya langsung berinteraksi dengan sumber belajar yang berupa media. Dalam kaitan ini, ada istilah yang mengatakan bahwa seseorang berhasil mempelajari suatu pengetahuan atau keterampilan tanpa mengikuti kursus atau les. Orang yang demikian ini disebut belajar secara otodidak. Terlebih lagi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, siapa saja mandiri.
Dari berbagai jenis pola pemanfaatan sumber yang telah dikemukakan, yang jauh lebih penting adalah pemahaman tentang keterbatasan dan kelebihan baik sumber belajar yang berupa guru, maupun sumber belajar lain di luar guru. Melalui pemahaman yang demikian ini disertai dengan komitmen memberikan yang terbaik kepada peserta didik, maka seorang guru akan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi di mana fungsi atau peran dirinya tidak lagi terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran tetapi sebagian telah dilimpahkan pada sumber belajar lain di luar dirinya. Jika kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru berbasis aneka sumber, maka diharapkan kegiatan pembelajaran pun akan dirasakan peserta didik sebagai kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan belajar akan menjadi kegiatan yang senantiasa dirindukan peserta didik karena menyenangkan (learning is fun).
2.      Pemanfaatan Sumber Belajar
Merupakan tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan, dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. Pemanfaatan sumber belajar merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga dikaitkan denan karakteristik peserta didik (Bambang Warsita 2008: 39).
Memanfaatkan berbagai sumber belajar - baik yang dirancang (by design) maupun yang digunakan (by utilization) – untuk maksud kegiatan belajar mengajar, sebaiknya didasarkan pada bagan (flowchart) yang telah dipersiapkan. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: 87) mempersiapkan seperti ini:
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran, dengan merumuskan tujuan pembelajaran dapat tergambarkan sumber belajar yang akan digunakan, karena dalam tujuan pembelajaran disebutkan secara jelas domain apa saja yang terkandung di dalamnya.
2.      Menyusun pokok bahasan, dari sini kita melihat lebih kongkret sumber-sumber belajar mana yang diperlukan oleh bahan pelajaran yang akan disajikan. Semakin rinci dan jelas penjabaran pokok bahasan akan semakin jelas pula dalam memilih sumber-sumber belajar yang tepat.
3.      Memilih kegiatan belajar-mengajar, ini berarti menentukan wahana yang dapat mengantarkan pesan kepada siswa. Dengan kata lain, kegiatan, cara, atau sarana apa yang dapat dilakukan oleh siswa atau pendidik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil yang efektif seta efisien.
4.      Kalau memilih metode inquiry; diskusi, eksperimen, darmawisata, simulasi, kerja kelimpok, dan lain-lain diperlukan sumber-sumber tertentu yang sesuai pula dengan tujuan khusus dan kondisi yang diperlukan.
Biasanya diperlukan dua macam sumber belajar berupa bahan tercetak (tulis) dan bahan non cetak. Sumber belajar tertulis pun bisa dipilih seperti buku teks, modul, majalah, atau ensiklopedi. Jika waktu terbatas bisa memakai pamflet, brosur, Koran, gambar diagram, dan sebagainya. Bila waktu cukup banyak bisa memakai buku pengayaan atau literatur lainnya.
3.      Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Kawasan pemanfaatan terdiri dari :
·         Pemanfaatan Media; yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
·         Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terrencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif penyelenggara.Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah: (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4) implementasi; (5) dan konfirmasi.
·         Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.
·         Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, maupun terknologi terpadu.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini ,bahwa pemanfaatan proses dan sumber belajar dalam teknologi pembelajaran adalah suatu penggunaan/pengaplikasian bidang ilmu pendidikan yang bertujuan untuk memecahkan masalah pendidikan dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Dalam pemanfaatan proses dan sumber belajar terdapat beberapa kawasan pemanfaatan ,yaitu :
1.      Pemanfaatan Media
2.      Difusi Inovasi
3.      Implementasi dan Institusional
4.      Kebijakan dan Regulasi
Selain kawasan pemanfaatan, ada juga pola – pola pemanfaatan  sumber belajar.











Daftar Pustaka

0 comments:

Post a Comment